
Majalah Mata Indonesia ~ Dengan percaya diri, seorang perempuan di Negeri Tirai Bambu telah 26 tahun menempel sesuatu yang seharusnya dimiliki oleh pria. Penampilannya terlihat seperti seorang wanita, akan tetapi dari laporan medis menyatakan bahwa ia sebenarnya adalah seorang pria.
Walaupun secara sosial ia diakui sebagai seorang wanita, ia tidak menyadari bahwa sebenarnya ada penis yang tersembunyi di tubuhnya. Dari AsiaOne (30/11), ada perkembangan gonad (kelenjar kelamin) yang tidak lengkap dan dianggap sebagai kelainan seksual.
Pria 26 tahun itu memiliki tubuh dan penampilan serupa wanita, tetapi laporan medis menunjukkan bahwa dia secara ilmiah adalah pria.
Meskipun ia diakui secara sosial sebagai perempuan, ia tak menyadari sebenarnya ada testis tersembunyi dalam tubuhnya. Itu akibat perkembangan gonad (kelenjar kelamin) yang tidak lengkap dan dianggap sebagai kelainan seksual.
Nama aslinya adalah Bacha Poshi, dan mengubah namanya menjadi Sitara. Dan sebelumnya ia dengan santai melakukan tugas sebagai seorang laki-laki di Afganistan.
Sejak kecil hingga berusia 18 tahun, ia tinggal bersama keluarga miskin di sebuah rumah terbuat dari bata lumpur di desa Provinsi Nangarhar, Afghanistan timur, itu telah berpura-pura menjadi anak laki-laki.
Sitara yerus mengenakan pakaian yang longgar untuk menutupi tubuhnya. Mulai dari kemeja hingga celana yang dipadu dengan sendal jepit yang biasanya dikenakan oleh pria Afganistan. Kadang-kadang dia menutupi rambut cokelat pendeknya dengan syal dan memperberat suaranya, demi menyembunyikan jenis kelamin aslinya.
“Saya tidak pernah berpikir bahwa saya seorang perempuan,” kata Sitara kepada AFP di pabrik batu bata di mana dia dan ayahnya yang sudah lanjut usia bekerja enam hari seminggu sebagai buruh terikat.
Hasil pekerjaannya itu digunakan untuk membayar kembali uang yang mereka pinjam dari pemilik, dan memberi makan keluarga.

“Ayah saya selalu mengatakan ‘Sitara seperti putra tertuaku’. Kadang-kadang … Saya menghadiri pemakaman sebagai putra sulungnya. Sesuatu yang dia tidak akan pernah diizinkan untuk dilakukan sebagai seorang gadis," sebutnya lagi
Bacha poshi memiliki sejarah panjang di Afghanistan yang sangat konservatif, di mana anak laki-laki lebih dihargai daripada anak perempuan yang lebih sering dikurung di rumah.
Biasanya keluarga yang tak memiliki ahli waris laki-laki kerap memperlakukan anak perempuan seperti laki-laki, sehingga dapat melaksanakan tugas tanpa dilecehkan.
Lainnya, beberapa perempuan sengaja menjadi anak laki-laki agar dapat menikmati kebebasan yang dirasakan oleh rekan pria di Afghanistan.

Sebagian besar bacha poshi umumnya berhenti berpakaian sebagai seorang anak laki-laki setelah mencapai pubertas. Tapi tak demikian dengan Sitara yang hingga kini masih mengenakan pakaian laki-laki “untuk melindungi diri sendiri” di tempat pembakaran bata.
“Ketika aku bekerja, umumnya orang tak menyadari bahwa aku seorang perempuan,” ucap Sitara.
“Jika mereka menyadari seorang perempuan berusia 18 tahun bekerja dari pagi hingga malam di pabrik batu bata, maka saya akan menghadapi banyak masalah. Aku bahkan bisa diculik.”
Baca Juga
- Penemuan Mayat Yang Mengapung Di Selat Malaka, Mungkin Masih Banyak Lagi
- Baru Tahu, Ini Hormon yang Membuat Wanita Cantik Suka Selingkuh
Yuk Main Live Casino Di Mandiri Togel, Dengan 1 Id Kamu Bisa Mainkan Live Casino Dan Togel Online, Bonus New Member 5%!!! Buruan Main Dan Menangkan Jackpot Live Casino Di Mandiri Togel