CNN Mandiri Indonesia ~Di negara-negara berikut anak di bawah umur menenteng senjata untuk bertempur merupakan hal biasa.
Sementara sebagian besar negara sudah jauh meninggalkan masa perang, beberapa negara masih dilanda konflik berkepanjangan. Di negara-negara seperti ini, konflik bersenjata merupakan hal biasa.
Dlam lingkungan seperti itu, tak jarang anak-anak yang masih di bawah umur ikut andil mengangkat senjata. Masa kecil mereka dihabiskan sebagai anggota kelompok militer atau pemberontak.
Negara mana saja yang mengksploitasi anak-anak bangsa sebagai anggota kelompok militer?
1. Sudan
Sejak tahun 2003 sudah diteror oleh serangkaian peristiwa genosidan dan tindak pemerkosaan massal akibat perang saudara. Ribuan anak diculik, diperdagangkan, dan dipaksa menjadi anggota militer oleh pemerintah dan kelompok pemberontak.
Usia mereka rata-rata 11 hinggga 15 tahun. Meskipun jumlah ini menyusut pada tahun 2014, tindak kekerasan massal di Sudan masih belum berhenti.
2. Sudan Selatan
Sama seperti Chad, keamanan di Sudan Selatan juga terancam oleh perang sipil. Setidaknya 11.000 anak menjadi bagian dari pasukan militer pemerintah dan kelompok pemberontak. Para tentara bisa berpatroli hingga ke sekolah-sekolah dan memerintahkan anak-anak keluar kelas untuk iktu bertempur.
3. Uganda
Lord's Resistance Srmy (LRA), kelompok garis keras di Uganda telah meculik sekitar 30.000 anak dalam dua dekade terakhir. Mereka menjadi korabn pembunuhan, pemerkosaan, dan penyiksaan. Sisanya dijadikan anggota pasukan militer.
4. Bolivia
Meskipun usia minimal untuk bergabung dengan tentara Bolivia adalah 18 tahun, pada kenyataaanya sekitar 40 persen tentara di negara itu belum genap berusia 18 tahun. Sekitar 20 persen bahkan belum mencapai usia 16 tahun.
Kabarnya anak-anak yang berusia 14 tahun sudah direkrut sebagai anggota pasukan militer.
5. Irak
Sejak masa pemerintahan Saddam husein, anak-anak telah dieksploitasi untuk ambil bagian dalam kelompok-kelompok militer. Usia mereka rata-rata 12 hingga 17 tahun.
Setelah kehancuran rezim Saddam, berbagai kelompok di negara itu berebut kekuasaan, menciptakan konflik militer tak berkesudahan yang memaksa warga Irak hidup dalam teror. Anak-anak putus sekolah dan menjalani hidup dalam kekerasan.
6. Myanmar
Negara ini telah dilanda perang saudara yang melibatkan sejumlah kelompok etnis sejak tahun 1948. Dan dalam perang tak berkesudahan itu anak-anak dilibatkan untuk ikut bagian dalam konflik bersenjata.
Menurut hasil pengamatan Human Rights Watch pada tahun 2011, sejumlah 350.000 tentara di negara itu belum genap berusia 18 tahun. Mereka diculik dan dipaksa menjadi tentara sejak usia dini. Mereka yang mencoba kabur dari kamp militer mendapat hukuman fisik yang sangat berat. Bebrapa di antaranya sampai harus kehilangan nyawa.
Sebagian anak di bawah umur ini menyaksikan tindak kekejaman di usia dini dan ambil bagian dalam kebrutalan konflik bersenjata sebelum akil baligh.
Hallo Buat Kamu Yang Masih Ragu Buat Mencari Bandar Togel Online Terpercaya Buruan Yakinkan Pilihan Kamu Hanya Di Mandiri Togel Dan Anda hanya Tinggal klik link yang berikut ini www.togelmanto.com Tunggu Kapan Lagi, Buruan Daftar Ya, Salam JP
![]() |